Jika Sudah Menjadi Jatahmu, Maka Tak Akan Kemana.
Dewasa ini aku makin menyadari bahwa apapun yang ada di Dunia ini, jika sudah menjadi jatahmu maka tidak akan ada yang mampu merebut. Begitupun sebaliknya.
Di suatu pagi yang cerah, aku dan suami sedang ingin berjalan-jalan ke pasar loak yang ada di dekat rumah. Kebetulan hari itu adalah hari Minggu, dimana pasar loak tersebut akan buka dan akan banyak sekali pedagang yang menjajakan barang bekasnya dibandingkan dengan hari Sabtu. Saat itu aku sedang ingin mencari shoulder bag (tas bahu) dengan ukuran yang besar karena aku ingin menggunakan untuk berpergian jauh. Jadi aku pikir bisa untuk membawa banyak barang.
Di pasar loak kita juga diajarkan untuk bersabar, karena apa yang kita cari tidak selalu ada dan kalaupun ada bisa jadi ukuran atau warna nya tidak cocok. Dan kita tidak bisa request ke penjualnya hehe. Singkat cerita aku menemukan tas yang aku mau, tapi kondisi nya bisa dibilang sekitar 40%. Tidak bagus banget, tapi juga bukan yg rusak parah. Semua normal cuman ada noda di beberapa bagian. Saat itu penjual menawarkan dengan harga 300 NT. Menurutku harga itu terlalu mahal untuk kondisi tas tersebut dan suami juga tidak setuju untuk membeli. Baiklah, aku melanjutkan pencarian hahaha. Tapi tidak ada lagi yang menjual tas seperti yang aku inginkan. Akhirnya aku pulang dengan harapan, semoga minggu depan ada lagi.
Minggu depannya, aku datang ke pasar itu lagi, tapi tidak kutemukan kecuali di tempat bapak yang menjual tas minggu lalu. Akhirnya aku datangi lagi, aku berharap aku bisa menawar dengan harga yang lebih murah, karena pikirku tas itu tidak laku sejak minggu lalu. Memang sudah jadi rejeki ku, sebelum aku menawar, bapak penjual ini sudah langsung memberikan tas itu dengan harga 100 NT. Tanpa pikir panjang, langsung aku ambil hahaha. Selama perjalanan pulang, kepala ku sibuk sekali untuk bersyukur dan mengingatkan diriku ini bahwa jika sesuatu sudah ditentukan untukku, maka tidak akan tertukar. Namun ada hal yang harus di ingat, bahwa usaha juga akan menentukan. Jika aku tidak datang lagi ke pasar itu, mungkin aku tidak akan mendapatkan. Maka datang ke pasar itu adalah sebuah usaha. Dan doa ku juga tidak berhenti selama aku di rumah, di perjalanan menuju pasar, hingga saat sampai pasar. Haha
Dan hal ini bukan hanya perkara tas bekas dan pasar, tapi untuk apapun yang ada di hidup kita. Jika kita sudah berusaha dan berdoa dengan maksimal namun belum terwujud, maka sabar adalah tahap berikutnya. Mungkin Allah masih ingin memberi waktu kita untuk menikmati usaha-usaha dan waktu-waktu kita berdoa, mungkin Allah ingin memberi di waktu yang jauuuhh lebih baik dan tepat untuk diri kita. Karena sejatinya, kita tidak pernah tau apa yang akan terjadi satu detik kemudian pada kehidupan kita. Maka berpasrah juga menjadi seni yang penerapannya luar biasa butuh usaha.
Pasrah aja butuh usaha lohh.. hehehe
Comments
Post a Comment